Temanggung - Sebanyak 50 peserta Dari Unsur Masyarakat Yang Tinggal di daerah rawan Bencana,TNI,Polisi dan BPBD mengikuti pelatihan Pembekalan Fasilitator Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (DESTANA) tahun 2019. Pelatihan dilaksanakan pada 12 hingga14 Maret 2019 bertempat di Mess Atlit komplek Stadion Bhumi Phala Temanggung.
Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPB , Drs. Pangarso Suryotomo mengatakan, “Desa Tangguh Bencana adalah desa atau kelurahan yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana. Desa atau kelurahan itu juga harus mampu memulihkan diri dengan cepat dari berbagai dampak bencana,” katanya, Senin (12/3).
Pangarso menjelaskan, Destana ini mengacu Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, tentang upaya penanggulangan bencana menjadi tanggung jawab bersama semua unsur, yakni pemerintah, lembaga non pemerintah, dunia usaha, dan partisipasi aktif masyarakat.
Pelatihan Pembekalan Fasilitator Daerah Destana ini bertujuan agar fasilitator mendapatkan kiat untuk mendampingi setiap desa/kelurahan tangguh bencana yang sudah berjalan sejak tahun 2014.
“Dengan harapan menguatkan program Destana ini, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak risiko bencana yang setiap saat bisa terjadi di daerahnya,” jelasnya.
"Selain meningkatkan peran serta masyarakat, pembentukan Destana juga bertujuan untuk kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi pengurangan risiko bencana. Di sisi lain juga untuk meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan dukungan sumber daya dan teknis bagi pengurangan risiko," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung Gito Walngadi, Jumat (12/3/2019)
Instruktur kegiatan ini Yaitu Dari, BNPB,BPBD Temanggung dan Pusat Study Manajemen Bencana UPN “Veteran” Yogyakarta.